Mungkin memang selamanya aku nggak akan pernah berjodoh denganmu.Nicky.
Baru sekejap kemarin aku bertemu.Baru sedetik kami bercengkrama.Baru semenit aku berpegangan tangan bersama.Dan semua berakhir tanpa hitungan detik.Aku kehilangan.Aku hampa.Aku tak bisa...
Aku tak bisa bertahan.Karena sesungguhnya aku tak mampu bertahan tanpamu.Tak mampu berdiri tanpa peganganmu.Takkan pernah mampu.
Semua terjadi terlalu cepat.Hingga aku tak mampu bertahan.Saat kau tiba-tiba pergi tinggalkanku dalam kenangan.Membuatku seakan mayat hidup yang kehilangan jiwa.Kau terlalu tega.Tega...!!!!
Aku ingin menangis dan berteriak sekencang mungkin.Ingin berlari menjauh dan hilang.Ingin membuang luka ini dari hatiku selamanya.Ingin menghapusmu dari ingatanku, bila seandainya aku mampu.
Aku masih ingat,semenit lalu kau masih memegang tanganku dan berjanji akan selalu bersama.Lalu penjahat itu datang.Merenggutmu dariku.Membawamu pergi dari duniaku.Memisahkan kisah kita dalam dua dunia berbeda yang takkan mungkin bisa ku sebrangi.Hingga kau tersenyum dalam dekapanku tuk terakhir kalinya.Membuatku takkan bisa berakhir tanpamu.
Meski aku tahu,kau sudah lama menderita.Namun,aku masih begitu egois menangisi kepergianmu yang begitu tiba-tiba.Meski aku tahu,kau sudah lama merasakannya,tapi aku masih saja mengutuk takdir yang seakan memang tak mengijinkan kita bersama.Leukimia itu menghancurkanmu dan menghancurkanku pula.Ia telah membawamu pergi,begitu jauh.Sangat jauh,hingga tak dapat ku gapai lagi.
Entah bagaimana aku harus belajar tanpamu.Kau terlalu lama menjagaku.Dan ketika tiba waktuku,kau pergi tinggalkanku,seakan tak izinkanku menjagamu.Adilkah ????
Oh Tuhan.Ampuni aku yang terus mengeluh,Yang terus menerus mengutuk takdir ini.Aku lelah Tuhan.Aku tak bisa seperti ini.Setidaknya biarkan aku menjaganya.Biarkan aku belajar selalu didekatnya.Izinkan aku menjadi pengganti setengah jiwanya.Setidaknya izinkan aku,Tuhan tuk bersama dia lebih lama lagi.
Aku menangis tersedu-sedu di depan pusara Nicky.Bukan ini yang ku mau.Bukan ini yang kuharapkan.Duduk disamping pusara Nicky.Seharusnya aku duduk didekat Nicky.Menggenggam tangannya.Menyuapinya ketika ia makan.Membasuh peluh keringatnya ketika ia kepanasan.Menyelimutinya ketika ia kedinginan.Dan menghiburnya ketika ia sedih.Selalu dan selalu bersamanya.Itulah seharusnya.
Gerimis turun membasahi sore kelabu di akhir desember.Ku biarkan gerimis membasahi bajuku.Membasahi rambutku.Membasahi air mataku.Manyatu menjadi satu cerita.
Gerimis membawa dukaku.Ia membawa kenanganku bersama Nicky.Ia membawa cerita yang takkan pernah bisa terungkap saat kebersamaan kami.Dan biarlah gerimis ini berubah menjadi hujan yang membawa kedamaian.Yang menguapkan hatiku. Yang terluka.yang melunturkan kesakitanku.Yang membawa derita ini lenyap terbawa arus hingga ke samudera pelegaan.
“May,kamu tahu kenapa aku suka hujan ??” Nicky menatap hujan ini dengan penuh arti.Ia memainkan tetes hujan yang jatuh dari atap dengan tangannya.
Aku menggeleng pelan.”Nggak,emang kenapa,Nick ??”
“Karena,di setiap habis hujan gini,pasti akan ada kebahagiaan.Akan ada tawa dari banyak orang,termasuk kamu,”
Aku tersenyum mendengarnya.
“Petani pasti bahagia,karena sawah mereka akan tercukupi airnya.Masyarakat senang karena hujan membawa kemakmuran bagi tanahnya.Dan kamu pasti akan
tertawa,karena pelangi pasti akan muncul setelah hujan,” Nicky menatapku penuh arti.”Dan bagiku,kamu adalah hujan sekaligus pelangi buatku,May,”
Ku tonjok bahunya dengan lembut.Tertawa kecil mendengar pengungkapannya.Nicky tersenyum dan mengelus kepalaku lembut.
“Jangan pergi,May,” bisik nicky.Matanya tampak sayu.Ia sudah mulai kurus.Penyakit itu menggerogoti tubuhnya.Membuatnya lemah tak berdaya.Bahkan ia terpaksa duduk di kursi roda selama 2 bulan terakhir sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkanku.
Ku pejamkan mata.Mencoba menghapus bayangan kenanganku bersama Nicky.Dan gerimis semakin deras.Berubah menjadi hujan yang menggila.
“May,pulang.Aku nggak mau kamu sakit,”
Sekilas aku tersentak.Rasanya aku tak dapat mempercayai pendengaranku.Aku mendengar suara Nicky.Entah aku yang berhalusinasi.tapi aku mendengarnya dengan begitu jelas.Lalu,aku melihatnya.Dia.berdiri tak jauh dariku.tampak jauh lebih sehat dan bahagia.Tak lagi botak dan kurus.Tak lagi pucat dan sayu.Ia tampak sempurna.Nicky tersenyum.
“May,pulang,” bisiknya.Aku menggeleng sambil menangis tak percaya.Ia tampak kecewa.
“May,pulang.Kamu nggak bisa menemaniku terus-terusan.Cukup sampai disini ,May,” Nicky mencoba membujukku.Ia tersenyum lembut dan menggeleng ketika aku mencoba melawan kehendaknya.
“May,kalau kamu sayang aku.Lepasin aku.Kamu harus pulang.Disini bukan tempatmu.Aku akan selalu sayang kamu,May..Meskipun kita udah nggak mungkin bersama.Jangan siksa aku disini,May.Please,” Nicky meratap.
“Nick.....” aku makin menangis tak karuan.”Aku juga,”
“Bye,May,” Dan ia menghilang perlahan-lahan.Lalu menjadi samar-samar dan lenyap menjadi bayangan.
“Nick...!!!!!! TUNGGU....!!!! JANGAN PERGI.....!!!!” jeritku.
“May,bangun,” seseorang menepuk pipiku lembut.Membangunkanku dari kebutaan yang gelap.Membawaku ke cahaya yang damai.
Aku bangun tergagap.Air mata menetes deras dipipiku.Mama memelukku lembut.Ia membelai kepalaku dengan penuh kasih.
“May,tenang sayang,” mama memelukku dan menepuk bahuku.
“Ma,Nicky,” aku tak kuasa menahan tangisku.Semua kesedihan ini.Semua kesakitan ini.Ketakutanku.Mama memelukku lebih erat.Hanya mama yang bisa membawa ketenangan itu.
“Mama tahu sayang,” mama mampu merasakan sakitku.Ia begitu npengertian padaku.”Tenang sayang.Nicky udah bahagia disana.Lepasin dia,nak.Lepaskan .Biar dia tenang disana,”
“Ma.Aku mimpi bertemu dia.Dia minta aku untuk melepaskannya,” aku mulai menangis.”Aku.....aku....nggak bisa ma....aku......”
“Cinta sejati nggak akan pernah mati sayang.mama yakin,Nicky masih mencintaimu.Meski kali ini perhatiannya akan dilakukan dengan cara berbeda.Dan kamu juga masih bisa mencintainya,tentunya dengan cara yang berbeda pula.Semua awal ada akhir,sayang.CintaNYA nggAK akan pernah habis untukmu.Percaya sama mama.Mulai sekarang bebasin Nicky dari rasa bersalah akibat perasaanmu.Biarkan ia tenang mencintaimu di sana,sayang,” mama membelai kepalaku dan menghapus air mataku.
Aku mengangguk pelan.”Ya,ma,”
Mulai sekarang aku akan belajar melupakanmu Nicky.Belajar mencintaimu dengan cara lain.Belajar memahamimu sekali lagi.Terima kasih dengan semua kenangan dan cinta yang telah kau hadiahkan padaku.Terima kasih untuk segalanya,baik untuk kebahagiaan yang pernah kau hadirkan dan juga kesedihan yang pernah kau torehkan.Semua cerita ini akan menjadi abadi dalam cintaku.Cinta yang kini berbeda.Meski jenisnya tetap sama.Cinta sejati yang tak pernah mati....